Teori Munculnya Pemimpin
Bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin? Berikut ini adalah beberapa teori tentang munculnya seorang pemimpin:
(1) Teori Genesis (Trait Theory) - Leaders are born, not made. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena kelahirannya. Sejak ia lahir, bahkan sejak ia di dalam kandungan, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Pelbagai pengalaman dalam hidupnya akan semakin melengkapinya untuk menjadi pemimpin di kemudian hari. Teori ini ada benarnya, terutama dalam tokoh-tokoh Alkitab. Yeremia misalnya, adalah seorang pemimpin (sebagai nabi) yang sejak dalam kandungan telah dipanggil, ditetapkan, dan dikuduskan oleh Allah sendiri (Yer. 1:4-5).
(2) Teori Transformasi (Transformational Theory) - Leaders are made, not born. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena pembentukan. Jika ia memiliki keinginan yang kuat, sekalipun ia tidak dilahirkan sebagai pemimpin, ia bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar mandiri, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Teori ini juga ada benarnya. Perhatikan bagaimana Simon Petrus, seorang nelayan sederhana, dibentuk oleh Tuhan Yesus sedemikian rupa sehingga dapat menjadi seorang rasul yang pengaruhnya luar biasa. Yesus menyatakan kepada Simon Petrus dan murid-murid-Nya yang lain, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Mat. 4:19).
(3) Teori Keturunan - Leaders are the successors of his father. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena mewarisi posisi atau jabatan kepemimpinan dari orang tuanya. Teori ini hanya berlaku dalam zaman dinasti kekaisaran atau kerajaan. Contohnya adalah daftar raja-raja Kerajaan Yehuda seluruhnya merupakan keturunan dari Raja Daud. Kadang-kadang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk bisa menjadi pemimpin, tetapi karena ketentuan dinasti itulah, maka ia tetap bisa menjadi pemimpin. Tidak heran jika kemudian timbul pelbagai masalah akibat ketidak-mampuan tersebut.
(4) Teori Kesempatan - Leaders are the people who taking a chance. Seseorang bisa menjadi pemimpin hanya apabila kepadanya diberi kesempatan atau peluang untuk menjadi pemimpin. Bakat-bakat kepemimpinan yang dimilikinya baru akan benar-benar muncul jika kepadanya diberi kesempatan untuk memimpin. Teori ini juga dapat dibenarkan dalam kerangka pemuridan dan pendelegasian. Ketika seorang pemimpin yang senior memberi kesempatan kepada yang yunior, di situlah "anak-anak rajawali" itu belajar terbang. Dengan dukungan yang baik dari para seniornya, maka lambat-laun ia bisa mengembangkan dirinya.
(5) Teori Darurat (Great Events Theory) - Leaders are people who taking control in an emergent situation. Seseorang bisa menjadi pemimpin ketika ia mampu secara spontan mengendalikan situasi darurat yang sedang terjadi. Teori ini juga dapat dibenarkan, dan sang pemimpin bisa terus menjalankan tugasnya hingga situasi kembali normal. Dalam situasi normal bisa saja ia kembali dipilih untuk memimpin atau digantikan orang lain.
Semua teori di atas dapat digunakan dalam pemunculan seorang pemimpin, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Seseorang yang memang "ditakdirkan" sebagai pemimpin pun, jika tidak bersedia mengembangkan diri dalam pelbagai proses yang melengkapi dirinya, tidak akan bisa memimpin dengan baik. Musa adalah contoh yang baik. Ia harus menjalani proses "
Tetapi semua bakat pemimpin itu tidak ada gunanya jika ia tidak diberi kesempatan untuk memimpin. Adanya kesempatan yang diberikan akan sangat menolong. Demikian pula dengan teori-teori lainnya.
Dalam dunia sekuler, seorang pemimpin yang dihormati adalah seorang pemimpin yang berkonsentrasi pada siapakah dia sebenarnya (keyakinan-keyakinan dan karakter), apa yang diketahuinya (pekerjaan, tugas-tugas, seluk-beluk manusia), dan apa yang dilakukannya (mengimplementasi, memotivasi, memberikan arahan).
Namun dalam kepemimpinan rohani hal-hal di atas belum cukup. Di atas segalanya ia harus berkonsentrasi kepada panggilan dan kehendak Allah yang telah memilih dan menetapkannya sebagai pemimpin. Rasul Paulus berkata bahwa terhadap visi atau tujuan yang ditetapkan Allah baginya, ia harus menaatinya (Kisah 26:19).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar